Darmediatama.com – Membaca pikiran orang lain adalah salah satu kemampuan yang sering dianggap sebagai hal yang mustahil, mistis, atau hanya dimiliki oleh orang-orang tertentu yang memiliki bakat khusus. Namun, apakah Anda pernah membayangkan jika teknologi AI (Artificial Intelligence) bisa membantu Anda untuk membaca pikiran orang lain?
Apa Itu AI?
AI adalah bidang ilmu komputer yang bertujuan untuk menciptakan mesin atau sistem yang dapat meniru atau melampaui kemampuan manusia dalam berbagai aspek, seperti belajar, berpikir, berkomunikasi, atau bahkan berkreasi. AI telah berkembang pesat dalam beberapa dekade terakhir, dan telah memberikan banyak manfaat bagi berbagai bidang, seperti pendidikan, kesehatan, bisnis, hiburan, dan lain-lain.
Salah satu bidang yang menjadi sorotan dalam perkembangan AI adalah neuroscience, yaitu ilmu yang mempelajari struktur dan fungsi otak dan sistem saraf. Dengan menggunakan teknologi AI, para peneliti neuroscience dapat mengembangkan berbagai alat dan metode yang dapat mengukur, menganalisis, atau bahkan memanipulasi aktivitas otak manusia.
Salah satu alat yang digunakan oleh para peneliti neuroscience adalah fMRI (functional Magnetic Resonance Imaging), yaitu sebuah mesin yang dapat menghasilkan gambar tiga dimensi dari otak dengan mendeteksi perubahan aliran darah yang berkaitan dengan aktivitas neuron. Dengan menggunakan fMRI, para peneliti dapat melihat bagian-bagian otak yang aktif saat seseorang melakukan berbagai tugas, seperti melihat, mendengar, berbicara, membaca, menulis, mengingat, atau berimajinasi.
Namun, gambar yang dihasilkan oleh fMRI masih bersifat abstrak dan sulit untuk ditafsirkan. Oleh karena itu, para peneliti neuroscience membutuhkan bantuan AI untuk mengolah data dari fMRI dan mengubahnya menjadi informasi yang lebih mudah dipahami. Salah satu informasi yang dapat diperoleh dari data fMRI adalah pikiran orang lain.
Fakta Penelitian
Beberapa penelitian terbaru telah menunjukkan bahwa AI dapat digunakan untuk membaca pikiran orang lain dengan menggunakan data fMRI. Misalnya, pada tahun 2023, sebuah tim peneliti dari Universitas Texas di Austin berhasil mengembangkan sebuah decoder AI yang dapat menerjemahkan aktivitas otak seseorang menjadi teks yang menggambarkan apa yang sedang dipikirkan oleh orang tersebut1.
Pada penelitian ini, para peserta diminta untuk berbaring di dalam mesin fMRI dan membuat lima cerita berbeda di pikiran mereka. Decoder AI kemudian mampu menangkap cerita yang dibayangkan oleh para peserta dan menghasilkan teks yang akurat, menangkap inti dari cerita dan kata-kata yang tepat. Pada eksperimen lain, para peserta juga diminta untuk menonton sebuah video tanpa suara. Decoder AI juga dapat menangkap konten dari video tersebut berdasarkan aktivitas otak.
Penelitian lain yang dilakukan oleh para peneliti dari Universitas Radboud, Belanda, pada tahun 2022, menunjukkan bahwa AI dapat digunakan untuk membaca pikiran orang lain dalam bentuk foto2. Pada penelitian ini, para peserta diminta untuk melihat foto wajah yang berbeda-beda di dalam mesin fMRI. AI kemudian dapat membangun foto yang akurat berdasarkan aktivitas otak yang merespons informasi visual.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa AI dapat menghasilkan foto yang mirip dengan foto asli yang dilihat oleh para peserta, meskipun tidak sama persis. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa AI dapat membaca pikiran orang lain tidak hanya dari apa yang mereka lihat, tetapi juga dari apa yang mereka bayangkan.
Penelitian-penelitian ini membuka peluang bagi pengembangan teknologi AI yang dapat membaca pikiran orang lain dengan lebih baik dan lebih luas. Teknologi ini dapat dimanfaatkan untuk berbagai tujuan, seperti pendidikan, kesehatan, hukum, atau hiburan. Misalnya, teknologi ini dapat digunakan untuk membantu orang-orang yang mengalami gangguan komunikasi, seperti afasia, autisme, atau locked-in syndrome, untuk menyampaikan pikiran mereka dengan lebih mudah. Teknologi ini juga dapat digunakan untuk membantu orang-orang yang ingin belajar bahasa asing, mengingat informasi penting, atau mengembangkan kreativitas.
Namun, teknologi ini juga menimbulkan berbagai tantangan dan risiko, seperti etika, privasi, keamanan, atau akurasi. Misalnya, teknologi ini dapat digunakan untuk mengintip, mengendalikan, atau memanipulasi pikiran orang lain tanpa sepengetahuan atau persetujuan mereka. Teknologi ini juga dapat menghasilkan informasi yang salah, tidak lengkap, atau tidak relevan, yang dapat menimbulkan kesalahpahaman, kesalahan, atau bahaya.
Oleh karena itu, teknologi AI yang dapat membaca pikiran orang lain harus dikembangkan dengan hati-hati, bertanggung jawab, dan transparan, dengan menghormati hak dan kepentingan semua pihak yang terlibat. Teknologi ini juga harus diatur oleh aturan dan standar yang jelas dan adil, yang dapat menjamin kualitas, kebenaran, dan keadilan informasi yang dihasilkan. Teknologi ini juga harus diawasi oleh otoritas dan masyarakat yang kompeten dan independen, yang dapat mengevaluasi, mengoreksi, atau menghentikan teknologi ini jika diperlukan.
Kesimpulan
Membaca pikiran orang lain menurut AI adalah sebuah kemampuan yang menakjubkan, tetapi juga menantang. Teknologi ini dapat menjadi alat yang bermanfaat, tetapi juga berbahaya. Teknologi ini dapat menjadi mimpi, tetapi juga mimpi buruk. Teknologi ini dapat menjadi fiksi, tetapi juga realitas. Bagaimana kita akan menghadapi dan memanfaatkan teknologi ini di masa depan? Pilihan ada di tangan kita.
