Ai Media – Pada Rabu (21/2/2024) kemarin di Rancaekek, Bandung, muncul fenomena alam berupa pusaran angin yang sempat membingungkan. Awalnya dianggap sebagai tornado, namun LPBI PBNU menjelaskan bahwa itu sebenarnya adalah puting beliung.
Menurut Anggota Pengurus LPBI PBNU, M Ali Yusuf, ada perbedaan signifikan antara kedua fenomena ini. Pertama, ukuran puting beliung lebih kecil dan intensitas anginnya tidak sekuat tornado. Meskipun ada yang menyebut puting beliung sebagai tornado kecil, namun intensitasnya memang berbeda.
Kedua, kecepatan angin pada puting beliung juga lebih rendah dibandingkan tornado. Kecepatan rata-rata puting beliung mencapai 60-160 km/jam, sementara tornado bisa mencapai 300 km/jam.
Selanjutnya, daya rusak yang ditimbulkan juga berbeda. Tornado memiliki daya rusak yang jauh lebih besar dibanding puting beliung.
Selain itu, proses pembentukan dan durasi kedua fenomena ini juga berbeda. Puting beliung biasanya terbentuk dalam situasi badai petir dan hujan yang kuat, berkembang cepat, dan berlangsung singkat, sementara tornado terjadi dalam situasi badai petir dan hujan yang sangat kuat dan berlangsung lebih lama.
Selanjutnya, keberadaan dan prediksi juga berbeda. Tornado dapat diprediksi sejak satu minggu sebelumnya, sedangkan puting beliung pembentukannya hanya dalam hitungan jam dan kejadiannya dalam hitungan beberapa menit hingga belasan menit.
Terakhir, lokasi terjadinya juga berbeda. Puting beliung cenderung terjadi di daerah tropis dan subtropis, sementara tornado sering terjadi di Amerika Serikat, Eropa, Asia Tengah, dan Australia.
Dengan begitu, penjelasan ini diharapkan dapat membantu memahami perbedaan antara tornado dan puting beliung dengan lebih mudah.